banner 728x250

Pemkot Kendari dan IPB Tandatangani MoU Kembangkan Data Kelurahan Presisi

banner 120x600

Kendari, Sultramedia – Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari menegaskan komitmennya terhadap pembangunan berbasis data akurat melalui penandatanganan MoU dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) terkait Program Data Kelurahan Presisi (DKP), di Gedung Rektorat IPB, Kampus Dramaga, Bogor, Jumat (13/6/2025).

Penandatanganan dilakukan oleh Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, dan Wakil Rektor IPB Prof. Iskandar Zulkarnaen Siregar, disaksikan Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB sekaligus penggagas Data Desa Presisi (DDP), Dr. Sofyan Sjaf, serta jajaran pejabat Pemkot Kendari.

Prof. Iskandar mengapresiasi langkah progresif ini, menyebut bahwa pembangunan berbasis data presisi dapat mendorong kemajuan daerah dan nasional. DKP sendiri merupakan adaptasi DDP yang dikembangkan IPB untuk menghasilkan data akurat, menyeluruh, dan real-time terkait kondisi masyarakat di tingkat kelurahan.

Data yang dihimpun mencakup aspek kemiskinan, stunting, jumlah penduduk, potensi sumber daya alam, kebutuhan dasar, hingga sektor pendidikan, kesehatan, sosial, hukum, dan ketenagakerjaan.

“Inovasi penting dalam program ini adalah penggunaan peta digital seperti Peta Orthophoto, Peta Administrasi, Sarana-Prasarana, serta Peta Penggunaan Lahan dan Topografi,” ujarnya.

Wali Kota Siska menyatakan kerja sama ini merupakan bagian dari visi membangun ekosistem pemerintahan yang berbasis data dan teknologi.

“Dengan data presisi, kita bisa merancang program yang benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” ujar Wali Kota Kendari.

Wali Kota juga menekankan pentingnya peran aktif seluruh OPD dan kelurahan dalam mendukung program ini.

Sebagai langkah awal, Pemkot Kendari bersama IPB akan mengembangkan 65 Data Kelurahan Presisi sebagai basis pengambilan kebijakan. Proses pengumpulan data akan didampingi tim IPB dan melibatkan partisipasi aktif warga melalui survei dan pemetaan lapangan.

“Kolaborasi ini diharapkan memperkuat fondasi pembangunan inklusif dan berbasis fakta lapangan, serta menjadi model yang dapat direplikasi daerah lain dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata Siska.

Pembaca 5 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *