banner 728x250

Bachrun-Asrafil Kampanye di Kontunaga, Masyarakat Tetap Hadir Meski Ada Ancaman Pihak Lain Bakal Hapus PKH

Masyarakat tetap antusias hadiri Kampanye Bachrun-Asrafil di Desa Liabalano.
banner 120x600

Muna, Sultramedia – Ironi dan menyesakkan hati. Bagaimana tidak, pesta demokrasi yang seharusnya penuh riang gembira harus tercoreng dengan oknum-oknum pemilik kewenangan yang menggunakan program keluarga harapan (PKH) untuk membatasi hak masyarakat. Mereka diduga melakukan pengancaman, intimidasi dan pelarangan kepada masyarakat penerima manfaat untuk hadir di kampanye Paslon calon bupati dan wakil bupati Muna nomor urut 1 Bachrun-Asrafil yang ditempatkan di lapangan Desa Liabalano Kecamatan Kontunaga.

Meski diancam dan diintimidasi masih saja ada masyakarat yang tak peduli dengan itu. Beberapa penerima manfaat yang ditemui ternyata mengabaikan dan tetap hadir di kampanye Paslon berakronim BAHTERA.

Salah satu penerima manfaat, WD (inisial) menyampaikan, dilarang untuk ikut menghadiri kampanye Paslon BAHTERA di desanya. Ia bahkan diancam akan dihapus sebagai penerima manfaat. Tetapi dirinya mengabaikan itu dan tak peduli.

“Sedih hatiku e, kurang ajar, emosi e. Saya dikasih tau kalau saya hadir di kampanyenya Pak Bachrun langsung dihapus nama ku dan dikeluarkan. Makanya saya hadir sembunyi-sembunyi ini,” ungkapnya saat ditemui di sekitaran tempat kampanye Bachrun-Asrafil, Kamis (31/10/2024).

Senada hal itu, LD (inisial) juga mendapatkan perlakukan yang sama. Meski diancam, dia tetap hadir karena merasa sudah nyaman dan suka dengan figur nomor 1 Bachrun-Asrafil.

“Biar mi orang ancam-ancam saya. Saya tidak peduli. Yang penting saya datang lihat Bupati ku,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua tim harian pemenangan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Muna nomor urut 1 Bachrun – Asrafil, Albert mengaku telah mendapatkan informasi tersebut. Masyakarat penerima manfaat PKH mengadukan jika hadir di Kampanye BAHTERA selalu diancam dan diintimidasi serta akan dihapus datanya.

“Pak Bachrun tak ingin melihat rakyatnya susah dan menderita. Syukur Alhamdulillah seharusnya ada bantuan dari negara, kenapa mau dihapus. Ini seharusnya disyukuri. Pak Bachrun itu sampaikan meski masyarakat tak memilihnya, tak boleh ada masyarakat yang dihapus sebagai penerima manfaat,” kata Albert.

Pembaca 236 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *