Baubau, Sultramedia – Sebagai kota multikultural, Kota Baubau yang dihuni oleh berbagai etnis seperti buton, bugis, muna, jawa, bali, toraja, cina dan lain-lain, menciptakan mosaik budaya.
Kota yang memiliki kekayaan ide, kreasi, dan inovasi dalam berbagai bidang-dari kuliner tradisional, seni pertunjukan, kerajinan tangan, hingga narasi cerita rakyat yang dapat diangkat dalam industri konten digital dan pariwisata kreatif.
Selain itu, adanya pelabuhan strategis yang menjadi pintu gerbang perdagangan dan mobilitas orang di wilayah Kepulauan Buton.
Pertumbuhan UMKM lokal yang mulai mengolah produk-produk budaya menjadi komoditas bernilai tambah sehingga dengan demikian Kota Baubau memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu poros ekonomi kreatif di indonesia timur.
Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Baubau, Wa Ode Hamsinah Bolu saat membuka seminar awal untuk pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal di aula Makida Balitbangda Kota Baubau, Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, Pemkot Baubau telah mulai mendorong inisiatif-inisiatif seperti festival budaya, promosi wisata sejarah, serta pelatihan industri kreatif berbasis komunitas.
Kemudian, ditengah gelombang globalisasi dan modernisasi, Baubau memiliki kekuatan tersendiri. Semangat masyarakatnya yang terus menjaga kearifan lokal, sembari membuka diri terhadap inovasi. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi antar pemangku kepentingan-mulai dari pemerintah, komunitas budaya, pelaku ekonomi kreatif, akademisi hingga masyarakat umum.
“Baubau dapat menjelma menjadi kota budaya yang tidak hanya membanggakan masa lalu, tetapi juga membentuk masa depan yang berdaya saing dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Saat ini, kata Hamsinah, ekonomi kreatif telah berkembang menjadi salah satu instrumen vital dalam strategi pembangunan daerah, terutama dalam era otonomi daerah yang memberi keleluasaan bagi pemerintah daerah untuk menggali potensi lokal demi kesejahteraan masyarakat.
Dalam konteks ini, ekonomi kreatif tidak hanya dipandang sebagai sektor pelengkap, tetapi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Ia juga menyebut, Kota Baubau merupakan salah satu kota di Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang luar biasa. Selain itu pula, dikenal sebagai bekas pusat Kesultanan Buton, yang meninggalkan jejak kebudayaan seperti benteng keraton buton, tradisi adat seperti “posuo” dan “karia’a,” serta kekayaan seni seperti tenun khas buton dan musik tradisional, dan kuliner.
Disamping itu, Wilayah ini juga memiliki keindahan alam yang memikat, yang menjadi daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, potensi budaya dan pariwisata tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
”Pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal di Kota Baubau memiliki peluang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Produk-produk lokal seperti kerajinan tangan, makanan khas, serta seni pertunjukan dapat dikembangkan menjadi komoditas ekonomi yang memiliki daya saing di pasar nasional maupun internasional,” tutupnya.