Muna, Sultramedia – Rumah Tahanan (Rutan) kelas II B Raha terus berupaya untuk membina para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dengan sejumlah program-program positif, misalnya seperti pengembangan dalam bidang keterampilan.
Hal itu dilakukan agar nantinya ketika telah bebas usai menjalankan masa hukumannya, setiap WBP dapat mengaplikasikan keterampilan saat kembali membaur ditengah kehidupan bermasyarakat.
Kepala Rutan Raha Muhammad Asril Yasin A. Tahyas mengatakan untuk kegiatan kemanusiaan di rutan sesuai dengan program akselerasi dari kementrian. Dimana Ada 13 program akselerasi dari kementrian, yang diantaranya ialah bagaimana memberdayakan WBP.
“WBP ini kita latih bakat-bakatnya, sesuai dengan keterampilannya masing-masing. Misalnya punya keterampilan buat lemari maka kita akan arahkan ke situ, begitupun jika ada yang punya keterampilan untuk menanam maka kita akan arahkan untuk berkebun,” ujarnya, Selasa (18/3/2025).
“Bentuk-bentuk kegiatan ini sudah berjalan semenjak sebelum saya menjabat, sejak dari Kepala Rutan sebelum saya, karena ini merupakan bentuk pembinaan pada WBP”sambungnya.
Mantan Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pontianak juga menyebutkan bahwa sekarang dari pihak Kementrian lebih menajamkan lagi, artinya WBP diharapkan dari pembinaan kemandirian ini untuk bisa menghasilkan uang sendiri.
Agar nantinya ketika keluar untuk bisa punya modal melangsungkan kehidupan selanjutnya, tidak lagi membebankan keluarga.
Program yang sementara berjalan ialah perternakan ayam petelur dan pertanian seperti menanam sayur-sayuran. itu diolah jika hasil panen ada, itu dikerjasama dengan vendor yang biasa menyediakan bahan makanan untuk WBP sehari-hari.
“Serta yang pastinya, hasil-hasil dari ayam petelur dan pertanian sistim bagi hasil, jadi WBP dapat juga dari hasil yang sudah dijual,” tegasnya.
Lebih lanjut, Asril mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah melakukan pertemuan dengan Rumah BUMN Muna untuk membuat surat perjanjian kerjasama diantaranya kegiatan pengolahan daun kelor menjadi teh atau makanan ringan seperti keripik.
“Sasaran untuk pelatihan-pelatihan untuk mengolah daun kelor jadi teh atau keripik ialah khususnya WBP Perempuan,” pungkasnya.